Posted by JUNRY ALLOW WEBSITE in

 

Posted by JUNRY ALLOW WEBSITE

Materi Renungan Sinode Anggur Baru 2009 – dari Pdp.Junry Allow,M.Th, D.Min (c)


"MENGHORMATI TUHAN DALAM BAITNYA YANG KUDUS".


”kamu harus memelihara hari-hari sabatKu dan menghormati tempat kudusKu; Akulah Tuhan” (Imamat 19:30)

Alkitab memerintahkan kepada kita agar menghormati Allah dan Rumah KudusNya (Imamat 19:30; Bilangan 20:12). Siapa yang menghormati Dia dan menghormati RumahNya akan dihormati oleh Allah (1 Samuel 2:30). Kita menghormati Allah dan rumah KudusNya antara lain dengan perilaku, sikap dan kebiasaan dalam ibadah di gereja. Apakah yang perlu kita lakukan dan perhatikan ? topik ini akan kita bahas dalam renungan ini.

Datanglah lebih awal dalam ibadah jemaat (tidak terlambat)
Dalam buku Rumah Kesukaan Tuhan,karya Tommy Tenney, beliau menulis : kita sering terlambat dalam menghadiri ibadah jemaat karena pemahaman kita keliru selama ini, pemahaman dan pemikiran kita yang berlaku selama ini biasanya terungkap dalam kalimat seperti ini ‘yang penting kita datang belum Firman Tuhan / belum khotbah’ pemahaman ini keliru sebab Tuhan tidak perlu Firman Tuhan, manusia yang memerlukan Firman Tuhan tersebut. Jemaat sangat perlu memuji dan memuliakan Tuhan, karena Tuhan menginginkan pujian umatNya, nah apakah akibatnya jika kita datang terlambat dalam ibadah ?? kita akan kehilangan momen & kesempatan / waktu untuk memuji Tuhan dan memuliakan namaNya, padahal inilah waktu yang Tuhan mau kita lakukan dan kita berikan kepadaNYa, waktu yang sangat khusus dimana Tuhan mau kita intim dan dekat denganNya melalui puji-pujian dan penghormatan kepadaNya. Disamping itu juga akibat lainnya kita bisa tidak kebagian tempat duduk.

Seperti halnya dalam kehidupan kita sehari-hari, kita selalu mengharapkan orang lain tepat waktu terhadap kita dan kita juga selalu mengharapkan Tuhan tepat waktu terhadap kita. Sikap acuh tak acuh dan sering datang terlambat ke ibadah menunjukkan bahwa kita kurang menghargai waktu Tuhan dan kepada sesama Tubuh Kristus. Hal ini juga menunjukkan kurangnya penghargaan kita kepada Tuhan dan kepada ibadah yang dipersembahkan kepadaNya. Tuhan memerintahkan umatNya agar beribadah kepada Dia dengan sepenuh hati dan menunjukkan rasa hormat yang sangat tinggi kepada Dia. Coba bayangkan bila kita sedang ditunggu oleh orang yang sangat penting bagi kita misanya Raja kita atau Presiden kita, atau Pemimpin / bos kita, apakah kita berani datang terlambat ??? pasti tidak !! sama halnya dengan ibadah kita di Gereja, kita sedang dinantikan oleh Tuhan kita yang kita kasihi, akan sangat kurang menghargai apabila kita datang terlambat, dan sedang ditunggu oleh Pribadi yang sangat penting dalam kehidupan kita. Pasti sebaliknya yang akan kita lakukan, kita akan datang lebih awal dan merindukan perjumpaan dengan pribadi yang kita hormati,kagumi dan sayangi tersebut yaitu Tuhan kita Yesus Kristus.


Renungan Anggur Baru 2009 dari P.Junry Allow

KUASA FIRMAN TUHAN
“ FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mazmur 119 : 105)

Cara yang lain untuk kita bisa menghormati Tuhan dalam BaitNya adalah Membawa Alkitab kita secara pribadi. Alkitab adalah Firman Allah. Kita hanya dapat mengenal Allah dan seluruh janji-janjiNya di dalam Alkitab. Oleh karena itu setiap anggota jemaat perlu memiliki Alkitab secara pribadi. Semua perlu berinisiatif untuk meraih dan menggali Firman Tuhan secara pribadi dan mengembangkan rasa cinta akan Firman Tuhan seumur hidupnya. Membawa Alkitab ke gereja menunjukkan penghormatan dan kecintaan kita pada Tuhan dan FirmanNya. Bila belum memiliki Alkitab, jemaat sebaiknya membeli di toko buku Kristen / umum terdekat, atau hubungi sekretariat Gereja.

Tujuan utama ditulisnya Alkitab tercatat dalam 2 Timotius 3 : 16 -17, yaitu mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Pernyataan ini, setiap minggu kita ucapkan sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan dalam bentuk khotbah dari para hamba Tuhan / Pendeta.
Alkitab diberikan kepada manusia, supaya melalui Alkitab kita dapat mengenali dosa-dosa kita, kebutuhan kita akan keselamatan, karya Allah dalam menyelamatkan umat manusia, kehendak Allah bagi hidup kita sekaligus memberi kekuatan serta kesegaran baru bagi jiwa kita. Ini membuktikan kepada kita bahwa Alkitab memang dibutuhkan oleh manusia.

Oleh karena Alkitab sangat dibutuhkan oleh manusia itulah sebabnya Alkitab, Firman Allah yang tertulis ini, memiliki Otoritas / kuasa. Kuasa Alkitab terletak pada isinya. Inti isi dari berita Alkitab adalah karya keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus Kristus. Karya ini bukan saja mengampuni dosa manusia tetapi juga mengubahkan hidup manusia (Yohanes 3;16; 2 Korintus 5:17). Manusia yang tadinya hidup bagi dunia, saat ini hidup bagi Allah. Yang tadinya membenci Allah, diri sendiri dan sesama, saat ini mengasihi Allah, diri sendiri dan sesama. Inilah kuasa dan otoritas dari Alkitab, Firman Tuhan.
Disamping itu, Alkitab berfungsi sebagai pewahyuan Allah agar kita umatNya mengenal :
- Pribadi dan karakter Allah. Sebagai manusia kita tidak dapat mengenal Allah kecuali Dia menyatakan diriNya sendiri. Dalam Alkitab Allah menyatakan diriNya kepada manusia.
- Pribadi manusia dalam pandangan Allah. Melalui Alkitab kita mengenal bagaimana Allah menciptakan kita, harapan-harapan Allah kepada kita, serta apa saja dosa-dosa yang telah dilakukan manusia. Alkitab bukan saja membuat kita memahami diri kita sebagai manusia tetapi juga Alkitab adalah alat pengubah pribadi manusia itu sendiri. Cara berpikir dan tingkah laku kita diubah semakin hari semakin seperti Kristus.
- Mengenal karya Allah di dalam hidup kita.
- Mengenal kehendak Allah bagi kita. Melalui Alkitab kita bukan saja mengenal kehendak Allah, tetapi juga janji pertolongan Allah agar kita dapat melakukan kehendakNya.

Kalau sedemikian banyak manfaat, fungsi dan otoritas Alkitab yang kita bahas dalam renungan ini, maka akan sangat rugi apabila kita datang ke ibadah gereja tanpa membawa Alkitab kita. Mari kita hormati Tuhan kita Yesus Kristus dengan cara datang tepat waktu dalam ibadahnya / jangan terlambat dan bawa Alkitab kita, jangan sampai ketinggalan. Jangan lupa....Tuhan Yesus memberkati kita....Amin.



Renungan Anggur Baru 2009 dari Pdp.Junry Allow,M.Th, D.Min (c)

RUMAH KESUKAAN TUHAN

”mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku, Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku, sebab rumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa”
Yesaya 56 : 7


Apakah kita mempunyai kenangan-kenangan yang sangat indah tentang rumah dimana kita bertumbuh dewasa ? apa saja kenangan-kenangan itu ? ketimbang mengingat struktur fisik rumahnya, mengingat peristiwa-peristiwa hangat yang terjadi di rumah itu akan membuat kita rindu.
Jika Tuhan ’rindu’ pada rumah penyembahan yang ada di dunia, rumah manakah itu ? peristiwa-peristiwa apakah yang pernah terjadi di tempat itu, yang membangkitkan pikiran Tuhan untuk menyebut rumah itu sebagai rumah kesukaan-Nya, untuk selamanya mengingatnya dalam memoriNya ?
Manusia mencari perjumpaan dengan Tuhan di tempat yang disebut ’Rumah Tuhan’, namun Tuhan mencari perjumpaan dengan manusia di tempat yang disebut Nya ’rumah manusia’. ingat kah kita pada ’tabernakel Musa’ (kemah Musa), ’tabernakel Daud’ (Kemah Daud), ’Bait Salomo’. Tuhan telah mencari di seluruh dunia penyembahan yang intim semenjak di Taman Eden.
Berkaitan dengan hal diatas, mari kita lihat secara teologis arti / pengertian gereja tersebut, secara teologis gereja dibagi menjadi 2 bagian : gereja yang kelihatan (fisik gedung bangunan gereja) dan gereja tidak kelihatan (persekutuan orang-orang percaya seperti ibadah raya jemaat, atau persekutuan keluarga / FC = Family Community / Sell Group) , atau biasa juga disebut gereja secara organisasi dengan administrasi dan managementnya (visible church) dan gereja secara organisme, sesuatu yang hidup, bergerak dan dinamis (invisible church), atau bisa juga dengan arti lain : gereja lokal (misalnya seperti GBI Basilea jemaat Karawaci – Serpong atau biasa kita sebut GBI Basilea KRS) dan gereja yang universal (persekutuan gereja di segala abad diseluruh dunia). Dalam renungan ini kita akan fokus kepada 2 sisi gereja tersebut yaitu sebagai gedung secara fisik tempat pertemuan ibadah Jemaat dan sebagai tempat persekutuan kita dengan Tuhan dan dengan sesama jemaat (Ibadah Raya atau kelompok sell).
Gereja sebagai tempat persekutuan kita dengan Tuhan kita dan dengan sesama jemaat, tentunya kita akan selalu tepat waktu untuk datang dalam ibadah raya bersama dengan jemaat-jemaat Tuhan yang lain dalam setiap ibadah atau kebaktian, dan sebagai gedung gereja secara fisik, pasti kita akan ikut menjaga dan memelihara bangunan fisik gereja tersebut dengan cara kita tidak mengotori dan merusak serta mencoret coret dinding gereja tersebut atau barang-barang milik gereja, tidak menginjak-injak rumput di taman dan tidak memetik daun-daun tanaman yang sedang ditanam atau yang sudah ditanam, memiliki kesabaran untuk melewati security checks baik di gerbang depan maupun di grand lobby, menghormati rumah Tuhan dengan menjaga kebersihan, tidak makan dan minum di dalam gedung, tidak makan permen karet di dalam gedung dan kompleks. Dan tidak membuang sampah sembarangan tetapi dibuang ditempat sampah yang sudah disediakan, dan apabila kita melihat hal-hal yang mencurigakan, segera kita laporkan kepada salah satu petugas gereja. Dengan cara-cara seperti diatas ini, kita sudah ikut menjaga dan menghormati Bait Tuhan / GerejaNya yang Kudus.





Materi Saat teduh Anggur Baru 2009, oleh Pdp.Junry Allow

GEREJA TUHAN

Dan akupun berkata kepadamu : ”Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini, Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya”
Matius 16:18

Gereja berasal dari bahasa Yunani ’ekklesia’ yang berarti ‘dipanggil keluar’ dari hidup didalam kegelapan menuju hidup baru di dalam terang Kristus. Gereja yang dimaksud disini lebih menekankan kepada orang-orang percaya yang dipanggil keluar dan bersekutu dalam namaNya dan yang menghadirkan Kristus di dalamnya.
Paulus memakai kata ekklesia mengacu kepada suatu kumpulan orang percaya di suatu rumah, misalnya Roma 16:5 (jemaat dirumah mereka), atau di suatu kota misalnya 1 Korintus 1:2 (jemaat Allah di Korintus) atau di suatu wilayah tertentu, misalnya Kisah Para Rasul 9:31 (jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria). Jadi gereja adalah satu kelompok orang percaya, betapapun sedikitnya, maupun beberapa kelompok percaya, betapapun banyaknya, keduanya disebut gereja. Gereja di Korintus adalah gereja, gereja di seluruh Yudea adalah gereja dan gereja di seluruh dunia juga gereja.
Allah memanggil kita, yang beriman kepada Kristus, kepada persekutuan dengan Kristus adalah adalah Gereja.
Mengapa gereja harus ada ? dalam Matius 16:18, Tuhan Yesus berkata, ’Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya’ pertanyaannya adalah untuk apa Kristus mendirikan jemaatNya ?
Millard J.Erickson mengatakan, gereja didirikan Tuhan, bukanlah untuk keberadaan gereja itu sendiri, melainkan untuk melanjutkan pelayanan Tuhan di dunia. Erickson mengemukakan 4 fungsi gereja yaitu : 1.memberitakan Injil (evangelism), 2.membangun jemaat (edification), 3. menyembah Allah (worship), 4.kepedulian sosial (sosial concern). Berdasarkan pandangan di atas maka peran, tugas, misi dan tanggung jawab gereja dapat kita tinjau dalam 3 hubungan sebagai berikut : 1.gereja terhadap Allah, 2.gereja terhadap dirinya sendiri, 3.gereja terhadap dunia. Ke 3 hal ini akan diuraikan dibawah ini :
Pertama, gereja terhadap Allah. Tujuan utama keberadaan umat manusia adalah untuk kemuliaan Allah. Demikian pula gereja. Alkitab berulangkali menekankan ini sebagai tujuan utama gereja ( Roma 15:6,9, Efesus 1:5,12,14,18; 2 Tesalonika 1:12; 1 Petrus 4:11.
Kedua, gereja terhadap dirinya sendiri. Misi gereja terhadap dirinya adalah membangun orang-orang percaya. Paulus berulangkali membicarakan pembangunan jemaat. Dalam Efesus 4 : 11 -12 ia mengatakan bahwa Allah telah memberikan berbagai karunia ‘untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.’ Orang-orang percaya harus bertumbuh dalam Kristus. ‘Dari padaNyalah seluruh tubuh yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih’ (Efesus 4:16). Dalam ayat ini Efesus 4:16 menyatakan dengan jelas bahwa tugas pembangunan ini bukan hanya tanggung jawab para Pendeta tetapi tanggung jawab setiap anggota jemaat. Dalam semangat kebersamaan setiap anggota jemaat harus saling membangun satu sama lainnya.
Ketiga, gereja terhadap dunia. Gereja adalah saksi Kristus di dunia. Ini merupakan perintah Tuhan Yesus kepada para muridNya sebelum Ia terangkat ke sorga (Kisah Para Rasul 1:8). Gereja harus menjalankan fungsi kasih dan belas kasihan untuk orang Kristen maupun non Kristen. Dalam pelayananNYa terlihat jelas bahwa Yesus sangat memperhatikan permasalahan yang membutuhkan pertolongan dan mereka yang menderita. Ia mengajarkan ini melalui perumpamaan ’orang Samaria yang baik hati’ (Lukas 10:25-37). Gereja harus berfungsi sebagai garam dan terang dunia (Matius 5 : 13-16). Inilah identitas gereja yang sesungguhnya sebagai jemaat Allah di dunia ini . Amin.


















Saat Teduh Anggur Baru - 2009 oleh Pdp.Junry Allow,M.Th,.D.Min (c)

HIDUP BERGEREJA

”Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib” 1 Petrus 2:9

Mengapa kita perlu komitmen kepada sebuah gereja lokal ? pertanyaan ini adalah sebuah esensi dari hidup bergereja secara sejati, uraian untuk menjawab pertanyaan ini akan dibahas dalam renungan hari ini.
Gereja adalah persekutuan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, yakni umat yang telah dipanggil keluar dari kegelapan menuju kepada hidup (1 Petrus 2 :9). Orang yang telah menerima Kristus sebagai Juruselamat dan satu-satunya Tuhan dalam hidupnya memiliki pola hidup yang baru yang berbeda dengan pola hidup yang lama (Efesus 4:17-32). Didalam kekristenan karya Allah tidak hanya bekerja secara individual (misalnya : pengampunan dosa), tetapi juga bias dialami secara kelompok (misalnya: kerukunan, pemulihan). Sesungguhnya Allah telah menempatkan gereja dalam dunia sebagai tempat pertumbuhan rohani masyarakat Kristen, inilah juga tujuan dan keberadaan kita sebagai gerejaNya di dunia ini. Untuk maksud pertumbuhan rohani inilah sangat penting bagi kita membuat sebuah komitmen di dalam suatu gereja local, dimana kita menjadi anggota yang setia dan bertanggung jawab, tidak pindah-pindah gereja; supaya kita dapat digembalakan dan dilindungi agar kita tetap dapat berjalan dalam jalan yang benar. Gereja lokal adalah alat yang dipakai Tuhan untuk memperlengkapi dan menguatkan umatNya. Bila kita menolak gereja local berarti kita menolak rencana Tuhan. Kalau kita mau tumbuh sesuai dengan kehendak Tuhan maka kita butuh penggembalaan dalam sebuah gereja lokal,dimana kita bergereja / berjemaat, tempat dimana kita dibina dan digembalakan.
Allah ingin kita mempunyai komitmen dengan gereja lokal. Orang yang memiliki komitmen dengan gereja lokal berarti ia mau mendukung gereja lokal dengan hati dan tenaga untuk visi dan tujuan gereja lokal tersebut.
Bukti seseorang memiliki komitmen kepada gereja lokal ialah :
- ia mau tunduk pada otoritas gereja lokal tersebut (Ibrani 13:7)
- ia mau memberi waktunya untuk gereja lokal itu.
- Ia mau berjanji untuk menghadiri persekutuan / ibadah gereja lokal itu.
- Ia mau menyokong dengan keuangan gereja lokal itu.
- Ia mau menanggung beban dengan sesama anggota gereja lokal itu.

Setelah kita membahas komitmen dalam gereja lokal dimana kita berjemaat yaitu di GBI, kita juga perlu mengetahui apakah keuntungannya jika menjadi anggota gereja lokal GBI dimana kita berjemaat, keuntungannya adalah ;
- memiliki hubungan persaudaraan dan persahabatan yang erat di antara sesama anggota jemaat (Kolose 2 ;2-3).
- Memiliki rasa tanggung jawab yang besar diantara sesama anggota (Galatia 6:1-2)
- Memiliki kesempatan besar untuk bertumbuh karena menerima penggembalaan dan perlindungan (1 Tesalonika 5:12;Efesus 4:13,16)
- Kuasa Allah hadir bila orang-orang percaya berkumpul dalam namanNya (Matius 18:18-20)

Inilah kuasa hidup bergereja apabila kita terikat dalam sebuah gereja lokal, GBI dimana kita bergereja atau berjemaat. Amin.



Materi saat teduh Anggur Baru, 2009 oleh Pdp.Junry Allow, M.Th, D.Min (c)



KUASA PENYEMBAHAN

”Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah Nya dalam roh dan kebenaran” (Yohanes 4:24)

Kunci dari urapan seorang penyembah yang benar adalah fakta bahwa ia adalah seorang penyembah. Ketika ia berdiri untuk menyanyi, ia menyanyi langsung kepada Tuhan sebagai suatu tindakan penyembahan yang murni untuk menyenangkan Tuhan, titik. Sebagai akibatnya, Tuhan tidak ingin melewatkan satu not pun dari nyanyian penyembahan bagi Dia.
Jika kita tidak hati-hati, kita dapat begitu mudah terjerat dalam suatu mekanisme ibadah yang biasa saja, rutinitas, dan hanya untuk menyenangkan manusia sehingga kita melupakan tujuan utama penyembahan itu sendiri yang seharusnya berfokus kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Pendapat umum kita tentang penyembahan seringkali diekspresikan dengan pernyataan, ’yah, saya akan sedikit terlambat tiba di gereja. Saya akan ketinggalan saat penyembahan, tetapi saya pasti ada disana pada saat Firman Tuhan disampaikan (Khotbah)’. Kita gagal menyadari bahwa menurut Tuhan, penyembahan adalah bagianNya dan Firman Tuhan adalah bagian kita. Itu berarti bahwa jika kita melewatkan penyembahan, kita melewatkan bagian terbaikNya dimana kita memberi bagi Dia. Sebagai gantinya, dengan egois kita melewatkan bagian Tuhan dan hanya muncul agar telinga kita yang gatal digelitik. ’tetapi, Tuhan menghargai Firman. ’oh ya, kita semua tahu, tetapi kalau kita bertanya sebuah pertanyaan serius kepada kita: apakah kita benar-benar berpikir bahwa Tuhan memperoleh sesuatu dari khotbah kita ? kita pikir Ia akan belajar sesuatu mengenai diriNya dari pengajaran kita ?. Tuhan tidak mendapatkan apa-apa dari khotbah kita. Disini tidak sedang mengatakan bahwa pengajaran Firman Tuhan tidak penting. Yang dimaksud disini adalah bahwa penyembahan lebih penting bagi Tuhan daripada khotbah karena penyembahan membangun keranjang atau tempat penyimpanan bagi roti-roti segar dari sorga. Jika kita membangun kursi kemurahan,maka kita akan mendapatkan kemuliaan Tuhan yang datang dan masuk, dan penyembahanlah yang membangun tempat bagi Tuhan. Tanyakan kepada diri kita sendiri pertanyaan ini : ’apakah prioritas surga”? berbicara kepadaNya atau berbicara tentang Dia (Tommy Tenney – Rumah Kesukaan Tuhan) . Jadi sekali lagi, jangan datang terlambat dalam ibadah dan penyembahan kepada Tuhan. Hormati Dia dalam BaitNya yang Kudus.
Melanjutkan pengertian diatas berkaitan dengan penyembahan, ada yang menciptakan istilah ’kawasan tahta’ untuk menggambarkan suasana penyembahan yang berlangsung di sekeliling tahta Tuhan. Jika, entah bagaimana, kita dapat menciptakan kawasan tahta di bumi seperti disurga dalam gereja-gereja dan kebaktian-kebaktian kita, jika penyembahan kita menjadi begitu sungguh-sungguh sehingga hadirat Tuhan yang nyata mulai hadir di tengah-tengah kita , barulah kita akan melihat kemuliaan Tuhan mulai mengalir di seluruh kota-kota kita. Ketika itu terjadi, orang-orang yang terhilang akan datang kepada Kristus dalam jumlah yang sangat banyak yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. Bukankah ia berkata, ’apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu.” kita telah lebih berkonsentrasi pada ’menarik’ daripada ’meninggikan’ !!. Pernyataan ini lebih dari sekedar kiasan pengajaran atau kata-kata pengkhotbah yang mengesankan. Tetapi sesungguhnya ini adalah kenyataan rohani yang dinyatakan dalam penglihatan nabi Yehezkiel beribu-ribu tahun yang lalu. Mari genapi Firman Tuhan ini melalui pelayanan penyembahan kita di gereja yang Tuhan sudah berikan kepada kita lewat GBI dimana kita bergereja / berjemaat. Amin.













Materi saat teduh Anggur Baru, 2009. oleh Pdp.Junry Allow,M.Th, D.Min (c)


SUARA ALLAH

”Manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah’ (Matius 4:4)


Pada waktu Tuhan Yesus dicobai oleh setan di padang gurun, Ia menghardik setan dengan perkataan ’manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah’ (Matius 4:4). Secara historis, gereja telah meneruskan pengajaran Tuhan Yesus dengan meneguhkan bahwa Alkitab merupakan vox Dei, yaitu ’suara Allah’ atau verbum Dei, yaitu ’Firman Allah’. Menyebut Alkitab sebagai Firman Allah tidak menyatakan bahwa Alkitab ditulis oleh tangan Allah sendiri atau Alkitab itu jatuh dari surga dengan parasut. Alkitab sendiri menyatakan ada banyak penulis manusia yang menulis Alkitab. Apabila kita mempelajari Firman Allah dengan teliti, maka kita dapat melihat bahwa setiap manusia yang menulis memiliki gaya bahasa masing-masing, perbendaharaan bahasa sendiri, penekanan sendiri, perspektif sendiri dan lain sebagainya. Apabila Alkitab dinyatakan sebagai hasil karya manusia, bagaimana Alkitab dapat dikatan Firman Allah ?
Alkitab disebut Firman Allah oleh karena pengakuan dari Alkitab yang menyatakan bahwa penulis tidak sekedar menyatakan pemikiran mereka. Perkataan mereka diinspirasikan oleh Allah. Rasul Paulus menulis : ’segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran’ (2 Timotius 3:16). Kata inspirasi diterjemahkan dari kata Yunani ’dinafaskan oleh Allah’. Allah menafaskan Alkitab, sama halnya dengan kita mengeluarkan nafas dari mulut kita pada waktu kita berbicara, jadi dapat dikatakan bahwa Allah berbicara melalui Alkitab.
Meskipun Firman Tuhan datang kepada kita melalui penulisan tangan manusia, tetapi sumber utamanya adalah Allah. Sebagaimana halnya para nabi berkata : ’demikianlah Firman Tuhan’. Dan Tuhan Yesus juga berkata: ’FirmanMu adalah kebenaran’ (Yohanes 17:17), dan ’Firman Tuhan tidak dapat dibatalkan’ (Yohanes 10:35). Melihat pentingnya peran Firman Tuhan dalam hidup kita, mari pastikan kita membawa Alkitab kita pada waktu kita ibadah di gereja tempat dimana kita berbhakti, jangan sampai kita kehilangan ’suara Tuhan’ melalui Firman Tuhan yang kita baca, dengar dan renungkan dalam ibadah gereja.
AMIN. AMIN AMIN.

MOUNT BEAT TITEDUS  

Posted by JUNRY ALLOW WEBSITE in

PETRA JORDAN  

Posted by JUNRY ALLOW WEBSITE in

GETSEMANY  

Posted by JUNRY ALLOW WEBSITE in

JORDAN HOTEL  

Posted by JUNRY ALLOW WEBSITE in

JORDAN ARMY  

Posted by JUNRY ALLOW WEBSITE in

VIA DOLOROSA  

Posted by JUNRY ALLOW WEBSITE in

"CURRICULUM VITAE"

Nama : Junry Jan Allow

Place of Birth : Lembean , North Sulawesi

Date of Birth : 14 January 1972

Religion : Christian

Address : Jl Taman Ubud Loka X no:59-61

Lippo Karawaci – Tangerang 15811

Phone : 62 21 5982538 – 62 21 70252038

Mobile : 62 818176223

Email : junryallow@gmail.com

Marital Status : Married with one daughter

Name of Spouse : Yeni Marlina

Name of Daughter : Devina Brainy C.Alow (7 years old)

FORMAL EDUCATION

1994 : Bachelor of Theology From ABDIEL Theological Seminary

: Bachelor of Theological – based on the State Examination

1998 : Post Graduate- Master of Divinity

2006 : Post Graduate-Master of Theological

From Harvest International Thelogical Seminary

Now : in the process of Dissertion for Doctor of Ministry degree From HITS

INFORMAL EDUCATION

2005 : Advance Leadership Skill – in USA

Other : Educational Training & Seminars

EDUCATIONAL EXPERIENCES

2000-now : Part time lecturer in UPH

2002-2004 : Academic Dean in HITS

2005 : Lecturer STIE Slipi

Other : Part time lecturer in several Theological Seminary such as ITKR, JATS,Doulos,Agape,Bethany,Tiberias Theological Seminary, Samarinda Theological Seminary etc. Thesis preparation advisor for Master of Theological written of books containing Mission,evangelism,leadership and character building in christianity.

· ECCLESIASTICAL STEWARDSHIP EXPERIENCES :

2001 - now One of the Elders in GBI Basilea in Lippo Karawaci/BSD Serpong Tangerang

Banten Indonesia

2002 - now Head of Board of School of Discipleship dan Ministry

2005 - 2007 Speaker in the Theological Seminar for Malaysia Anglican Church Leaders

May 2008 Group Leader of Holy Land (Israel) pilgrimage Journey

Others As a Preacher-Lectures–Trainer (Leadership,Family,Youth,Consultation etc)

As a mission trip leader to many provinces in Indonesia